مَتَى اَعْْطَاكَ اَشْهَدَكَ بِرَّهُُ وَ مَتَى مَنََعَكَ اَشْهَدَكَ قَهْرَهُ فَهُوَ فِى كُلِّ ذَلِكَ مُتَعَرِّفٌ وَ مُقْبِلٌ بِوُجُوْدِ لُطْفِهِ عَلَيْكَ٠
“Apabila Allah swt berkehendak mengaruniamu, Dia akan menunjukkan belas kasih-Nya kepadamu. Apabila Allah mengenyampingkan karunia-Nya kepadamu, maka Dia (Allah) berkeinginan menunjukkan kekuasaan-Nya kepadamu. Atas tiruana itu, Allah hendak memperkenalkan diri-Nya kepadamu, dan menempatkan wujud kehalusan-Nya kepadamu,"
Di sinilah kedudukan hamba Allah, bagaimana seharusnya ia mengenal Allah dengan seluruh sifat-sifat-Nya. Sesungguhnya sifat- sifat yang agung dari Allah Rabbul Izzah itu, ialah nama-nama yang indah (asmaul husna). Ini ialah jalan untuk bermakrifat kepada Allah. Biasanya insan gres mengenal-Nya apabila sudah diturunkan kepada mereka tragedi dan hukuman. Bencana dan eksekusi yang diturunkan Allah swt itu ialah sebagai peringatan dan pendidikan bagi mereka, berupa:
- Karunia, sesuai dengan selera dan kehendak mereka. Allah swt dengan karunia itu ingin mengambarkan dan menunjukkan kebaikan, kemurahan, Rahman, Kehalusan, Keadilan, dan belas kasih-Nya, itau yang sesuai dengan sifat-sifat Allah dengan nama-nama yang tepat dan agung itu.
- Penolakan Allah, sesuai pula dengan perilaku dan sifat serta tahlil mereka. melaluiataubersamaini penolakan ini, Allah akan menunjukkan kepada -manusia keperkasaan dan kekuasaan-Nya, juga Allah menunjukkan Dia tidak bergantung dan terikat oleh kehendak dan kemauan insan dan makhluk lainnya, lantaran Allah Maha Pencipta dan Maha Kuasa.
Dua sifat tersebut di atas hendaklah dimiliki oleh hamba Allah yang ingin bermakrifat kepada Allah dan berkehendak taqarrub dengan Allah. Allah sudah menunjukkan bagaimana sifat-sifat-Nya itu selalu menyertai dan melindungi insan dengan seluruh keagungan dan kesempumaan-Nya. Allah juga sudah menunjukkan kecintaan dan belas kasih-Nya kepada tiruana hamba dan makhluk-Nya dalam bentuk - bentuk keadilan, kemurahan dan tunjangan yang sesuai dengan tahui yang dimiliki manusia.
Telah berkata Sufyan Ats-Tsaury dikala ia berjumpa dengan teman dekatnya Habib Al Badawy. Bertanya Habib Badawy, andakah Sufyan Ats-Tsaury yang populer itu? Benar. Berkata pula Habib Al Badawy, "Wahai Sufyan, sebenarnya tiruana kebaikan itu berasal dari Allah semata. Habib ini bertanya lagi, "Wahai Sufyan, mengapa anda tidak ingin berjumpa dengan siapa yang tiruana kebaikan itu hadir daripadanya? Ketahuilah olehmu bahwa penolakan Allah swt kepadamu berarti Dia sudah memdiberi karunia kepadamu. Penolakan Allah bukan berarti Allah itu kikir, lantaran Allah menunjukkan kasih-Nya padamu dengan cara menguji engkau."
Sesungguhnya apabila Allah swt menolak undangan hamba-Nya ialah lantaran Allah bermaksud mempersembahkan yang lebih baik kepada manusia. Selain itu ada kehendak Allah yang tersembunyi dalam setiap karunia.
Syekh Ahmad Ataillah menerangkan:
اِنَّمَا يُؤَلِّمُكَ الْمَنْعُ لِعَدَمَ فَهْمِكَ عَنِ اﷲِ فِيْهِ ٠
“Adapun yang menjadikan orang merasa sedih, lantaran penolakan Allah atas undangan hamba-Nya, oleh lantaran kalian sendiri yang belum mengerti pesan yang tersirat yang tersembunyi di dalamnya."
Ketahuilah, sebenarnya penolakan Allah swt dan pemdiberian-Nya ialah kenikmatan yang besar. Ketaatan seorang hamba kepada Allah tanpa pamrih ialah ketaatan yang murni dan suci yang patut ditunjukkan dalam amal perbuatan. Apa yang sudah dilakukan oleh seorang hamba dalam kepatuhan dan ketaatan, semata-mata lantaran si hamba merasa dirinya kecil dan lemah di bawah naungan dan kasih akung Allah swt.
Apabila pada suatu waktu undangan berupa doa dan munajah belum diterima, bahkan ditolak oleh-Nya, hal itu berarti Allah swt menginginkan kebaikan yang tidak dipahami oleh si hamba. Sebab pada setiap kehendak dan iradah Allah swt tersembunyi pesan yang tersirat dan belakang layar yang sangat berkhasiat kelak bagi si hamba.
Oleh lantaran itu, seorang hamba Allah yang taat dan saleh tidak perlu bersedih, apabila pemdiberian Allah belum hingga kepadanya. Ia harus memahami kehendak Allah di balik tiruana kejadian yang sedang di alami. Allah swt yang mempunyai kekuasaan, dan merencanakan segala sesuatu di luar pengetahuan manusia.
رُبَّمَا فَتَحَ بَابَ الطَّاعَةِ وَمَا فَتَحَ لَكَ بَابَ الْقَبُوْلِ وَ رُبَّمَا قَضَى عَلَيْكَ بِالذَّنْبِ فَكَانَ سَبَبًا فِى الْوُصُوْلِ٠
“Barangkali Allah swt sudah membuka pintu ketaatan bagimu, akan tetapi belum membuka pintu pemdiberian untukmu. Barangkali Allah membiarkan engkau dalam dosa-dosa, yang akan menjadi penyebab engkau akan mendekati kepada Allah."
Nabi saw bersabda, yang diriwayatkan dari teman erat Abi Hurairah ra : "Demi Allah yang jiwaku berada di dalam tangan-Nya, andaikata engkau tidak berbuat dosa, tentu Allah akan mematikan engkau menggantikanmu dengan orang-orang yang berbuat dosa, kemudian meminta ampun kepada Allah, dan diampuni-Nya."
Di sinilah sebabnya maka seorang hamba tidak spesialuntuk melihat ketaatan dan kemaksiatan yang sudah dikerjakannya. Sebab dengan itu belum niscaya Allah memperkenakan apa yang diminta. Mungkin orang yang selalu dalam ibadah, permintaannya belum terkabul, bahkan tertolak, lantaran ibadahnya bukan semata-mata lantaran Allah, masih disisipi pula ibadahnya itu dengan sesuatu yang lain, bukan lantaran Allah. Demikian juga dosa dan maksiat yang menempel pada diri seorang hamba tidaklah menjadi alasannya ialah ia menjauhi Allah, akan tetapi boleh jadi, akan menjadi pemicu baginya mendekatkan diri kepada- Nya. Akan menjadi penyebab ia sadar atas kesalahan dan dosanya, sehingga semakin erat dan bertaqarrub kepada-Nya hingga Keluh kesah dan permintaannya didengar oleh Allah swt.
Tag :
Ilmu Ma'rifatullah
0 Komentar untuk "Tanda Kalau Allah Mengaruniamu"