Abu Hanifah populer sebagai seorang alim dalam ilmu fiqih dan tauhid.
Menurut sebagian dari para hebat sejarah bahwa dia mempelajari ilmu fiqih dari Ibrahim, Umar, Ali ibni Abi Talib, Abdullah bin Mas’ud dan Abdullah bin Abbas.
Di antara para gurunya yakni Ahmad bin Abu Sulaiman Al-Asya’ari. Beliau berbagai memdiberi pelajaran kepadanya. Abu Hanifah sudah menerima kelebihan dalam ilmu fiqih dan juga tauhid dari gurunya.
Sesudah Hamad meninggal dunia dia menggantikan gurunya untuk mengajar ilmu fiqih. Nama dia populer ke seluruh negeri pada kala itu.
Untuk mengenang kepada jasa-jasa gurunya ia berkata, Aku tak pernah melalaikan doa restuku kepada guruku yang ku cintai.
Pelajaran ilmu tajwid juga dia pelajarinya dari Idris bin ‘Asir seorang yang alim dalam ilmu tajwid. Beliau amat terpengaruh kepada gurunya Ibrahim An-Nukha’i.
Abu Hanifah populer sebagai orang yang ulung dalam mengikuti kaidah qias (Al-Qiyas). Kaidah ini berkembang terus sebagai salah satu dasar aturan Islam.
Sepeninggal gurunya ia pernah mengajar sebagai gantinya di kala itu banyak pertanyaan-pertanyaan yang sudah dikemukakan kepadanya. Ia sudah menjawabannya tiruana pertanyaan-pertanyaan itu. Ketika gurunya pulang dari musafir ia meminta gurunya biar menyidik jawabanan-jawabanan yang sudah dijawabannya. Gurunya spesialuntuk menyetujui 40 dari 60 jawabanan saja dari jawabanan-jawabanan yang sudah didiberikan. Sejak itu ia berjanji tidak akan berpisah dengan gurunya hingga final hayatnya.
Sesudah gurunya meninggal dunia, ia menggantikan kedudukan gurunya, maka banyaklah para anakdidik-anakdidik gurunya yang hadir berguru padanya.
Tag :
Mazhab Imam Besar
0 Komentar untuk "Guru-Guru Debu Hanifah"