اَنَارَ الظَّوَاهِرَ بِأَنْْوَارِِ اَثَارِهِ وَ اَنَارَ السَّرَائِرَ بِأَنْْوَارِِ اَوْصَافِهِِ لأََجْلِ ذَلِكَ اَفَلَتْ انْوَارُ الظّوَاهِرِ وَلَمْ تَأْفُلْ اَنْوَارُ الْقُلُوْبِ وَالسَّرَائِرِ ׃ وَلِذَلِكَ قِيْلَ ׃ إِنَّ شَمْسََ النَّهَارِ تَغْرُبُ بِلَيْلٍ وَ شَمْسََ الْقُلُوْبِ لَيْسَتْْ تَغِيْبُ٠
“ Allah swt menerangi alam dengan cahaya makhluk-Nya, dan menerangi hati insan dengan cahaya sifat-sifat-Nya. Oleh sebab itu, cahaya alam sanggup terbenam, akan tetapi cahaya hati dan kegaiban hati tidak sanggup terbenam. Seperti kata penyair: “Sesungguhnya matahari terbenam di waktu malam, sedangkan matahari hati tidak pernah terbenam."
Cahaya bagi alam semesta, yaitu cahaya Allah yang menerangi hati para hamba yang mengetahui kebenaran, dan menghiasi batin hamba yang saleh dan taat. Oleh sebab itu, hati hamba yang sudah menerima sinar Ilahiyah, tidak pernah redup dan selamanya akan bersinar, menyerupai matahari menyinari rembulan yang menyinarkan cahaya sepanjang malam. Cahaya itu memdiberi ketenangan dan keteduhan di hati. Cahaya dari Allah yang menyelusup masuk ke dalam hati insan melebihi sejuknya sinar rembulan, memantulkan penawar ke dalam jiwa insan sehingga bertambah akrablah sang hamba dengan Al Khaliq.
Cahaya Allah yang berupa sifat-sifat Allah yang suci dan mulia bersinar di dalam hati sanubari manusia, memperteguh keyakinan sehingga si hamba menerima kesegaran dan kenikmatan dalam jiwanya. Merasakan kesegaran dan kelezatan doktrin dalam jiwa akan menumbuhkan ketenangan yang sangat diharapkan oleh jiwa yang galau gelisah. Jiwa akan menjadi sakinah dan mutmainnah setelah menerima sinar yang menerangi hidup insan lahir dan batin. Ketenangan jiwa yang menerima sinar dari Allah swt akan memdiberi kekuatan, keteguhan dalam mempertahankan hidup suci dalam ketaatan, serta memperkokoh (istiqamah) mempertahankan keimanan dan keyakinan.
Allah swt sudah menerangi alam semesta ini dengan cahaya matahari, bulan dan bintang. Cahaya itu yaitu pantulan dari cahaya makhluk ciptaan Allah. Akan tetapi memancarkan cahaya abadi dari kemuliaan sifat-sifat-Nya ke dalam hati sanubari manusia. Itulah yang awet, tidak pernah redup, tidak pernah mati, Matahari yang bersinar di langit sanggup redup, akan tetapi matahari yang bersinar di hati tak pernah redup. Itulah sinar Allah yang memantul ke dalam hati hamba-hamba yang tekun diberibadah.
Tag :
Ilmu Ma'rifatullah
0 Komentar untuk "Terang Cahaya Hati"