“Andaikata engkau tidak bertemu dengan Allah, sebelum engkau menghapuskan dosa dan kotoran syirik yang menempel pada dirimu, tentulah engkau mustahil hingga kepada Allah selamanya.
لَوْ اَنَّكَ لاَ تَصِلُ اِلَيْهِ اِلاَّ بَعْدَ فَنَاءِ مُسَوِيْكَ وَ مَحْوِدَعَا وِيْكَ لَمْ تَصِلْ اِلَيْهِ اَبَدًا ، وَلَكِنْ اِذَا اَرَادَ اَنْ يُوَصِّلَكَ اِلَيْهِ غَطَّى وَصْفَكَ بِوَصْفِهِ وَ نََعْتَكَ بِنَعْتِهِ فَوَصَّلَكَ اِلَيْهِ بِِمَا مِنْهُ اِلَيْكَ لاَ بِِمَا مِنْكَ اِلَيْهِ
Akan tetapi apabila Allah swt menghendaki biar engkau hingga dan sanggup berjumpa dengan-Nya, maka Allah akan menutupi sifat-sifatmu dengan sifat-sifat Kemahasucian-Nya. Kekuranganmu dengan kemahasempurnaan-Nya. Allah swt mendapatkan engkau dengan apa yang Dia (Allah) karuniakan kepadamu, bukan alasannya yakni amal perbuatanmu sendiri yang engkau hadapkan kepada-Nya."
Wusul, artinya sampai. Maksudnya sampainya (diterimanya) amal ibadah seorang hamba hingga ke hadapan Allah swt. Kehendak seorang hamba untuk mendekati Allah dan hingga tiruana amal ibadahnya kepada Allah swt, yakni dengan syarat apabila ia sudah sanggup menyingkirkan sifat-sifat hawa nafsu manusianya dari dalam diri dan jiwanya. Ia sudah bisa menanggalkan sifat syirik dan kemaksiatan diri dari dalam hidupnya. walaupun diketahui ketergantungan insan pada sifat-sifat jeleknya sudah menjadi akhlak yang sukar dilepaskan, tanpa kesungguhan meninggalkannya. Karena kemampuan insan itu terbatas, iw memerlukan menolongan Allah swt. Adapun pertolongan Allah swt diterimanya apabila berusaha dan berjihad sepenuh keyakinan yang ada di dalam jiwanya.
Sedangkan pemberian Allah itu sendiri yakni benar-benar suatu pemberian yang berasal dari pemdiberian Allah semata, pemdiberian alasannya yakni Allah mengasihani hamba-Nya, maka Allah swt menutup atau menanggalkan dari diri si hamba dari sifat manusianya dengan sifat - sifat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Telah berkata Abui Abbas Al Mursy, ibarat dijelaskan pula oleh Abu Hasan Asy Syadzili: "Seorang Waliyullah tidak akan hingga kepada Allah, apabila ia hingga terikat dengan syahwat dan urusan - urusan hidup dirinya. Oleh alasannya yakni itu, jikalau Allah membiarkan saja hamba-Nya terikat dengan urusan duniawinya, maka ia tidak akan hingga kepada Allah selamanya. Apabila Allah swt berkehendak memdiberi karunia kepada hamba-Nya biar segera hingga kepada-Nya, sehingga tanggallah dari dirinya keterikatan duniawinya. melaluiataubersamaini kodrt Allah si hamba pun hingga kepada Allah alasannya yakni selalu tunduk kepada keputusan Allah semata."
Nabi Muhammad saw bersabda dalam hadis Qudsi kurang lebih demikian: "Hamba-hamba-Ku akan selalu erat dengan-Ku apabila ia suka mengerjakan amalan-amalan sunat, sehingga menumbuhkan kecintaan-Ku. Jikalau Aku mencintainya, maka apa yang ia dengar, itu yakni pendengaran-Ku, apabila ia melihat, maka itulah penglihatan- Ku, apabila ia berjalan dengan kakinya maka itu juga perjalanan-ku.”
Tag :
Ilmu Ma'rifatullah
0 Komentar untuk "Mendekati Dan Hingga Kepada Allah"