Hubungan suami-isteri ialah kekerabatan yang memungkinkan kita rugi atau untung. sukses atau gaga!. Maka pantaslah kalau Islam sangat memperhatikan hal ini. kehidupan rumah tangga bukanlah kelinci percobaan dan wadah kenikmatan. Seorang cowok tidak akan menyesal kalau ia mencari pasangan dengan cermat sebelum berkeluarga. Jika kita melihat kenyataan yang ada maka kita temukan bahwa bersama-sama problem yang paling besar dalam berumah tangga ialah ketergesaan dalam menentukan isteri tanpa mereview dengan cermat Sebagian dari mereka memilih isteri spesialuntuk dengan melihat kecantikan yang menyulap atau harta dan sebagainya. Kalau niat berumah tangga spesialuntuk dikaitkan dengan hal yang demikian maka dengan berjalannya waktu tiruananya akan sirna.
Dalam upaya keabadian dan kesuksesan berumah tangga, Islam sudah meletakkan batasan-batasan untuk menentukan isteri, di bawah ini ialah intisari dari tiruananya, yaitu:
Sifat-sifat Yang Baik Pada Wanita
Hal pertama yang terlintas dalam hati ketika berbicara wacana sifat-sifat perempuan ialah Hadits Rasulullah SAW:
"Wanita dinikahi lantaran empat perkara:hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan lantaran agamanya. Maka nikahilah perempuan lantaran agama pasti engkau akan berbahagia." (H.R. Bukhari, Muslim, Abu Daud, An-Nasa'i, Ibnu Majah dan Imam Ahmad)
Rasulullah SAW menandakan tipe perempuan yang ideal bagi pria. Dikatakan bahwa hadits tadi menandakan kandungan kecantikan internal dan ekternal. Kecantikan eksternal yang dimaksud ialah kesempurnaan fisik. Karena seorang wanita, selagi ia manis dan manis di bibir maka mata senang memandang dan indera pendengaran indah mendengar suaranya. Tidak tidak mungkin hati jadi terbuka lebar, dada terasa luas dan jiwa merasa nyaman. Hal ini disinyalir dalam firman Allah SWT:
"Dan di antara gejala kekuasaan-Nya ialah Dia membuat untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya engkau cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan akung." (Q.S.Ar Ruum:21)
Tapi di tamat hadits disebutkan sebaik-baiknya tipe ialah unsur agama yang tergolong kecantikan internal, Wanita yang mempunyai agama besar lengan berkuasa tergolong paling digemari oleh jiwa, lantaran dia akan menjalankan serrma perintah Allah SWT, melaksanakan hak-hak suami, anak-anak, dan hartanya. Jika suami sedang lalai, ia mengingatkan. Jika suami sedang lesu, ia mempersembahkan semangat. Dan kalau suami sedang marah, maka ia merelakannya.
Rasulullah SAW pernah ditanya wacana tipe perempuan yang baik, ia bersabda:
"Apabila dilihat ia sangat bahagia, kalau diperintah ia mentaati dan ia tidak melampaui batas pada diri dan hartanya kepada hal-hal yang dibenci." (H.R.An- Nasa'i)
Dikatakan: Ada empat kebahagiaan, yaitu: Wanita shalehah, rumah yang luas, tetangga yang baik dan kendaraan yang nyaman.
Suatu dikala Ibnu Mas'ud sedang membaca al-Qur'an, maka setelah selesai ia bertanya, "Dimana para butidakboleh?" Lalu berkata lagi, "Dekatilah aku." Kemudian ia berkata kepada mereka satu persatu, Bacalah: Ya Allah! Karuniakanlah saya seorang perempuan yang kalau saya melihatnya maka ia sangat bahagia, kalau saya memerintahkannya ia mentaati, dan kalau saya sedang pergi ia menjaga dirinya.
Dalam hadits Nabi SAW dijelaskan:
"Janganlah engkau berkeluargai perempuan lantaran kecantikan alasannya ialah kecantikannya akan memalingkan, dan tidakbolehlah engkau berkeluargai perempuan lantaran hartanya alasannya ialah harta akan menghancurkan. Nikahilah perempuan atas dasar agamanya, maka budak perempuan yang hitam ialah lebih baik bila ia beragama kuat." (H.R. Ibnu Majah)
Imam al-Ghazali berkata, "Adab seorang cowok yang hendak berkeluarga: Hendaknya melihat sisi agama, kemudian gres sisi kecantikan, harta, dan keturunan." Dalam hadits Nabi SAW sebut: "Dunia ialah sebuah kesenangan dan sebaik-baiknya kesenangan ialah perempuan yang shalehah. "
Ada yang berkata: Wanita yang shalehah ialah ketenangan jiwa dan kecerahan pikiran serta kebahagiaan hidup.
Seseorang berkata: Ketahuilah bahwa hidup tiruananya bergantung kepada perempuan shalehah. Bencana yang terjadi tiruananya bisa dikaitkan dengan perempuan yang tidak baik.
Kata pesan tersirat Sulaiman bin Daud menyimpulkan: Wanita cendekia bisa meramaikan rumah suaminya dan perempuan terbelakang malah merobohkannya.
Imam al-Ghazali menyampaikan bahwa perintah Rasulullah SAW yang berkaitan dengan agamanya (untuk menentukan wanita) bukan berarti sebuah larangan terhadap unsur kecantikan atau ialah perintah untuk menghindarinya. Tetapi ia ialah sebuah larangan kalau bisa menjauhkan unsur agama. Karena pada umumnya kecantikan menjadi pilihan utama dalam berkeluarga dengan mengesampingkan unsur agama, hal inilah yang harus dihindari.
Makna dari ungkapan al-Ghazali ini ialah bahwa unsur kecantikan yang ada dalam hadits bukan dibenci akan tetapi dilarang memseriuskan unsur itu saja. Rasulullah SAW sudah bersabda:
"Lihatlah kepadanya (wanita) maka bersama-sama engkau akan kekal dengannya." (H.R. Imam yang 1ima kecuali Abu Daud)
Konteks "melihat" yang dimaksud hadits tadi ialah sebelum kesepakatan nikah. Penjelasan rinci akan ada di pembahasan diberikutnya.
Beberapa hadits menganjurkan juga biar memperhatikan unsur kecantikan, lantaran tidak dipungkiri bahwa kecantikan perempuan ialah satu nilai tambah di mata suami dimana hawa nafsunya kepada perempuan lain bisa pudar dan ini ialah suatu kebahagiaan tersendiri di akhirat. Sebenarnya inilah samasukan dari unsur kecantikan, namun ia bukan menjadi unsur prioritas.
Banyak yang mengatakan: Wanita manis akan mempunyai hati dan perempuan baik (shalehah) akan mencuri akal. Yang pertama, perempuan mempunyai hati atau qolbun yang bermakna serinya bolak balik. Dan yang kedua lebih bermakna filosofis lantaran menguak pesan tersirat dan eksistensi manusia. Berapa banyak perempuan manis tanpa agama sering mengakibatkan problem rumah tangga.
Ketahuilah wahai saudaraku bersama-sama kecantikan bukan terletak pada mata yang berwarna biru atau hitam, bukan spesialuntuk dari manisnya, besar atau kecilnya tubuh, mempunyai bulu mata yang panjang atau pendek. Kecantikan bersama-sama ialah terletak di mata yang apabila anda melihat kepadanya dikala anda dalam kondisi marah, maka padamlah kemarahan anda.
Ketahuilah juga bahwa bersama-sama kecantikan tidak akan awet. Wanita manis dan tidak, keduanya sama-sama bisa memadamkan cahaya.
Ada sebuah kisah yang bisa diambil hikmahnya. Pelaku kisah ini sudah menceritakan:
Saya seorang cowok dan berhasrat untuk berkeluarga. Syarat yang saya buat untuk tipe calon isteri ialah spesialuntuk perempuan manis dan saya tidak menengok ke hal lainnya. Pada malam pernikahan, keberuntungan tidak memihak kepada aku, bahkan saya menjadi frustasi. Ayahku menyadarkan, seakan saya melihat di matanya dia berkata,"Jika anda ceraikan isterimu maka itu ialah keputusan yang terbaik." Aku tetapkan untuk bersabar sehingga Allah tetapkan kasus yang lain, lantaran saya tidak ingin terjadi fitnah di pertama malam pernikahanku. Aku merasa tertipu dengan perempuan yang ternyata tidak manis ini, lantaran persyaratan tipe isteriku tidak terpenuhi.
Selang beberapa hari tiba-tiba penilaianku kepadanya berubah. Aku melihat ternyata ia mempunyai kecantikan jiwa, kerendahan hati, tutur katanya yang manis sehingga membuat saya tidak ingin menceraikannya. Menurutku justru ia seorang perempuan yang terbaik di antara yang lainnya. Kecantikan moralnya sudah menutup ketidak cantikan badan isteriku.
Dikisahkan: Suatu hari al-Makmun ditawari seorang budak perempuan yang sangat manis tapi akungnya ia pincang. Al-Makmun berkata kepada pemilik budak perempuan itu, "Bpertamaah ia dan pulanglah! Seandainya budak itu tidak pincang pasti saya akan membelinya." Budak perempuan itu menjawaban, "Wahai Amirul Mukminin, bersama-sama di satu kebutuhan nanti tidak memandang kepincangan kaki." Al-Makmun terkejut dengan ucapan tadi, kesudahannya ia membelinya. Ternyata yang dikatakan budak perempuan itu benar-benar terjadi di kemudian hari.
Dikisahkan juga:
Al-Rasyid disodorkan budak perempuan untuk dibelinya. Ia mengamati dan berkata kepada pemilik budak tersebut, Bpertamaah budak perempuanmu! Seumpama tidak ada abses di mukanya dan kotoran di hidungnya maka pasti saya akan membelinya. Ketika hendak perempuan mendengar ucapan tersebut, ia eksklusif berkata, Dengarlah apa yang akan kukatakan, wahai Amirul Mukminin. Kemudian sang budak bersenandung:
"Rusa tidak akan selamat atas kebaikannya
Begitupun bulan yang selalu menerangi
Rusa pasti punya kotoran yang kelihatan
Tidak bedanya dengan bulan yang tidak mulus."
Al-Rasyid merasa kagum dengan keindahan syairnya dan kesudahannya ia membeli budak tersebut.
Konon budak perempuan yang baik kulitnya selalu berubah. Di waktu pagi ia berwarna putih dan di sore hari berwarna kuning. Di antara mereka bersyair: "
Warna putih saling berlawanan
Yaitu warna perak dan emas."
Mereka berkata: Wanita manis bukanlah yang menarikdanunik pandanganmu namun di kala anda mendekatinya maka kecantikan itu pudar. Yang dinamakan manis ialah setiap kali anda memandangnya pasti bisa menambah kebaikan.
Karena itu tidakbolehlah anda tempatkan kecantikan luar sebagai prioritas pilihan, tapi carilah perempuan yang diselimuti kecantikan internal, maka inilah yang sanggup meabadikan.
Syair berbunyi: "Kecantikan bakanlah dengan baju yang menghiasinya.
Sesungguhnya kecantikan hakiki ialah kecantikan berupa agama dan tata rama
Hendaknya anda mengambil sesuatu yang tersirat dan bukan spesialuntuk yang tersurat."
Dalam sebuah syair:
"Wanita-wanita diibaratkan mirip rumput dan bunga
Mintalah pendapat dengan nalar dan lihat bagaimana engkau memutuskan
Jangan terkecoh dengan kecantikan wajah
Berapa banyak bunga yang menjadi racun."
Adapun unsur harta, bukan ialah sesuatu yang dibenci, namun biar hal ini tidak menjadi skala prioritas juga.
Mengenai unsur harta, ada evaluasi tersendiri, Rasulullah SAW bersabda: "Ya, harta yang baik spesialuntuk untuk seorang laki- laki shaleh." (H.R. Ahmad dalam Musnad-nya, menurutnya ialah hadits hasan)
Apabila unsur harta ialah tujuan dari nikah, itu ialah sebuah kekeliruan. Berapa banyak harta menjadi alasannya ialah berakhirnya kebahagiaan, terpecahnya kasih akung, hancurnya ketentraman dan mengorbankan anak.
Rumah tangga yang dibangun diatas pondasi ketamakan terhadap harta dan kekayaan isteri tidak sedikit yang malah menjadikan rumah tangga berantakan. Karena laki-laki yang berkeluargai perempuan lantaran harta, di dikala sang isteri mencicipi ketamakan tersebut maka kehidupan rumah tangga akan menjadi susah. Terjadilah kekerabatan tarik menarikdanunik yang kurang aman antara suami isteri, lantaran bila suami didiberikan harta ia senang dan kalau sebaliknya ia marah. Saat isteri berupaya mencegah kelakuan suami, ia akan membenci dan meninggalkannya. Dari sini mulailah benih - benih kehancuran yang berakhir dengan kegagalan berumah tangga. Bila sang isteri ialah seorang yang kaya harta dan agama dimana kekayaannya bukanlah tujuan utama dalam membangun rumah tangga (sebagai pemanis saja), maka harta yang ada bisa dipakai dikala situasi krisis atau untuk memmenolong suami yang 'iffah dan isteri shalehah.
Ada sesuatu yang fenomena di masyarakat kita, dimana suami dan isteri bertengkar seputar penghasilan sang isteri. Mereka berseteru hingga berkepantidakboleh. Sang suami meminta penghasilan yang dimiliki oleh isteri sedangkan isteri tidak rela dengan ke-ego-an suaminya. Akibatnya salah satu harus menyerah dan biasanya untuk sementara waktu tinggal bersama kawannya dengan terpaksa. Perkara – kasus yang kecil kadang selalu dibesarkan, pantas bila kesudahannya menghasilkan keputusan yang kurang baik. Padahal kalau mereka mau berfikir jernih, solusi alternatif akan ada. Melampaui batas ialah kasus yang ditolak. Yang baik ialah mengambil jalan lengah. Seorang isteri yang memmenolong suaminya dalam kondisi belum sempurnanya akan menerima ganjaran pahala lantaran hal demikian ialah belahan dari tolong menolong dalam kebaikan sesuai dengan tawaran Allah SWT dalam firman- Nya:
"Dan tolong-menolonglah engkau dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa." (Q.S.Al Maaidah:2)
Rasulullah SAW juga bersabda:
"Allah SWT akan selalu menolong hamba-Nya selama ia selalu mempersembahkan sumbangan kepada sesamanya." (H.R.Muslim)
Adapun seorang suami yang mengambil harta isteri sekecil apapun tanpa kerelaannya maka ia sudah melaksanakan dosa dan makan barang haram.
Unsur keturunan yang dimaksudkan dalam hadits sebelumnya juga bukan hal yang dibenci, tetapi bukan menjadi tujuan utama. Maka tidakboleh sekali-kali menentukan perempuan dilihat dari unsur keturunan meskipun kalau ada perempuan yang keturunannya baik dan dilengkapi beberapa sifat baik lainnya ialah yang sangat ideal. Namun bila tidak menemukannya, maka tidakboleh kita tinggalkan seorang perempuan shalehah yang keturunannya biasa saja. Lantas apa salah perempuan tersebut kalau dikaitkan dengan faktor keturunan, Allah SWT berfirman:
"(yaitu) seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain." (Q.S.An-Najm:38)
a. Wanita yang sanggup melahirkan / tidak mandul
Maksudnya seorang perempuan tidakboleh mandul atau tidak rindang. Rasulullah SAW sudah bersabda:
"Menikahlah engkau dengan perempuan yang engkau sukai dan yang bisa melahirkan, maka bersama-sama saya orang yang gembira terhadap ummatku pada hari tamat zaman nanti."
Untuk mengetahui kerindangan seorang perempuan maka faktor keluarganya bisa dijadikan indikator. Ini ialah unsur dugaan saja. Tapi selayaknya seorang suami mengoreksi dirinya pula.
Menikah dengan perempuan yang tidak rindang spesialuntuk mempunyai mashlahat temporal saja dan kebahagiaan yang tiruan. Dari Ma'qal bin Yasar, ia berkata, "Seorang cowok menhadiri Nabi SAW, dan berkata. Saya mendapati perempuan dari keturunan yang bagus dan manis tapi akungnya ia tidak bisa mempersembahkan keturunan, apakah saya boleh berkeluargainya?" Rasul SAW menjawaban, Tidak . Kemudian ia hadir lagi kedua kalinya sementara Rasul SAW tetap melarangnya hingga ketiga kalinya, Rasul SAW bersabda: “Menikahlah engkau dengan perempuan yang engkau sukai dan bisa mempersembahkan keturunan."
b. Perawan
Islam menganjurkan laki-laki untuk berkeluarga dengan seorang perawan, yaitu yang belum pernah bekerjasama intim. Karena seorang perawan menyukai nikah ketimbang seorang janda. Ini sudah menjadi huruf laki-laki yang pasti mengimpikan perempuan perawan. Dalam hadits Nabi SAW, dari Jabir: Sesungguhnya Nabi SAW bersabda:
“Hendaknya engkau berkeluarga dengan perempuan yang perawan,, lantaran mereka bisa mendapatkan anak, verbal dan ucapannya lebih baik, tipu dayanya sedikit dan lebih simpel kerelaannya." (H.R. Ibnu Majah dan Thabrani dalam kitab al-Ausath)
Jabir berkeluarga dengan perempuan janda, maka Rasulullah SAW berkata kepadanya,"Kenapa engkau tidak berkeluarga dengan perempuan perawan, padahal engkau bisa memainkannya dan ia bisa memainkanmu."
Diceritakan: “Perpindahan hatimu sesuai dengan kehendak hasrat. Tiada cinta kecuali bagi kekasih yang pertama. Berapa banyak daerah di bumi ini yang sudah ditaklukkan oleh pemuda. Dan kekasihnya yang awet ialah bagi daerah yang pertama."
Maka dari itu sebagian mereka ada yang berkata: Wanita terbagi dalam tiga golongan. Satu perempuan untukmu, yang satu lainnya tak sebaiknya untukmu dan yang terakhir bukan untukmu dan bukan yang sebaiknya.
Adapun perempuan untukmu, yaitu perempuan perawan yang belum melihat orang selainmu. Bila melihat suatu kebaikan dan anda maka ia bersyukur kepada Allah SWT, dan bila melihat sebaliknya, ia berkata bahwa demikianlah laki-laki tiruananya.
Sedangkan yang bukan sebaiknya untukmu ialah perempuan yang sudah mempunyai anak dari suami sebelum anda. Maka perempuan tersebut kumpul bersama anaknya dimana anda menerima kerugian dengan adanya anak tersebut dan meminta kerelaan anda.
Adapun perempuan yang bukan untukmu juga pada umumnya bukan yang terbaik yaitu perempuan janda. Bila ia melihat sebuah kebaikan pada anda, maka ia berkata bahwa anda memang pantas dengannya. Tapi bila ia melihat sebaliknya, maka ia lebih cenderung kepada suaminya yang pertama meskipun sudah berbuat jelek kepadanya.
Hal diatas terjadi bila keadaan anda dan suaminya yang pertama tidak berjauhan dalam umur, kehormatan, dan iffahnya. Namun bila tidak demikian, maka anda akan mendengar ucapan yang menyakitkan dan melihat sesuatu yang bisa menyedihkan dengan menyebut suaminya yang pertama sebagai pelecehan terhadap diri anda.
Dikisahkan, seorang laki-laki bertanya kepada Nabi Daud wacana pernikahan. Nabi Daud AS berkata kepadanya, "Tanyakanlah hal ini kepada Sulaiman dan nanti kabarkan jawabanannya kepadaku." Lalu laki-laki tersebut menemui Sulaiman dikala itu gres berumur tujuh tahun yang sedang bermain bersama kawan-kawannya. Maka laki-laki tadi bertanya, dan Sulaiman menjawaban, "Hendaknya anda mengambil emas merah atau perak putih dan hati-hatilah terhadap kuda, lantaran ia tidak cocok untukmu. Laki-laki tersebut tidak paham apa yang dimaksudkan oleh Sulaiman, maka Daud AS. Menjelaskan, Yang dimaksud dengan emas merah ialah perempuan perawan sedangkan perak putih ialah janda yang masih muda."
Tentang perempuan janda, dikatakan juga: Makannya banyak, sumber mata air yang berbuih, pakaian yang sudah kuno, ember bekas, penggemar makan dan minum yang melampaui batas, yang sering keluar rumah, berjiwa keras otoriter, yang banyak memonopoli, banyak berkata: Aku adalah..., Ketika saya begini maka suamiku begini, Beda sekali hari ini dibanding hari kemarin, Betapa jauhnya antara bulan dan matahari. Jika ia (wanita janda) seorang penyayang maka ialah kebaikan bagimu namun bila ternyata ia termasuk orang yang tamak atau ambisius maka ia mirip kutu. Wanita mirip ini layaknya mirip luka yang tidak akan sembuh.
Allah SWT sudah memuji para perempuan perawan dimana Dia sudah menjadikan sifat perawan sebagai belahan sifat dari perempuan - perempuan Surga. Allah SWT sudah berfirman:
"Sesungguhnya Kami membuat mereka (bidadari - bidadari) dengan langsung. Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan." (Q.S.Al Waaqi'ah:35-36)
Imam Ghazali berkata: Pada perempuan perawan terdapat keutamaan yang tidak dimiliki oleh perempuan janda lantaran janda lantaran yang pertama dan kemurnian cinta spesialuntuk terjadi pada kekasih yang pertama.
Keutamaan perempuan perawan lainnya ialah bahwa kesetiaan dan pengabdian seorang laki-laki spesialuntuk kepadanya. Merupakan watak manusia, yaitu lari dari sesuatu yang sudah tersentuh oleh orang lain dan yang memberatkan baginya.
Keutamaan perempuan yang masih perawan juga ialah pada umumnya ia rela dengan kondisi suaminya bagaimanapun adanya, lantaran ia sudah menyayangi dan tidak akan melihat lelaki selain suaminya.
Ibnu Abdul Mukmin berkata dalam syarah al-Muqamat: Abruz al-Hakim ditanya, "Kenikmatan apa untuk perjamnya?" Ia menjawaban,"Berjima"' (hubungan intim).
Ditanya lagi, "Kenikmatan apa untuk perharinya?" Ia menjawaban, "Kamar mandi."
Dan ditanya lagi, "Kenikmatan apa untuk perjum'atnya?" Ia menjawaban,"Cahaya."
Ditanya lagi, "Lantas apa kenikmatan pertahunnya?" Ia menjawaban, "Menikahi perempuan perawan."
Dan ditanya lagi, "Terus kenikmatan apa yang awet?" Ia menjawaban, "Di dunia ialah membicarakan kawan, sedangkan di alam abadi ialah kenikmatan Surga."
Seorang laki-laki berhasrat berkeluarga, kemudian ia berkata: Aku akan meminta pendapat orang yang kutemui pertama kali dan akan kulaksanakan tiruana pendapatnya. Dan orang yang pertama ia jumpai ialah orang dungu yang populer, kemudian si laki-laki berkata: Aku ingin berkeluarga, bagaimana pendapatmu?
Si dungu menjawaban: Wanita perawan untukmu, perempuan janda bukan untukmu dan perempuan yang sudah mempunyai anak tidakboleh anda dekati. Dan berhati-hatilah dengan kuda yang suatu dikala bisa menendang dengan kakinya
Dalam salah satu muqaamatnya, Abu Muhammad al-Hariri sebut pasal yang menandakan wacana keutamaan perempuan perawan atas perempuan janda, ia berkata:
Wanita perawan ialah mutiara yang terpendam, cahaya yang tersimpan, buah yang gres muncul, belahan terbaik yang tersimpan, taman yang indah, sandaran yang mahal dan mulia, yang belum pernah disentuh bahkan dibeli oleh siapapun, yang tidak dipakai oleh sembarang orang, yang tidak merugi bagi orang haid, ia mempunyai raut muka yang berseri, belahan yang tersembunyi, bicaranya terputus-putus, hati yang membersihkan, boneka yang bisa bermain, rusa betina yang bermain cinta, mempunyai kejenakaan yang sempurna, ikat pinggang yang suci dan awet.
Iyas bin Mu'awiyah yang terkenal kejeniusannya melihat tiga perempuan yang bersebelahan, kemudian ia berkata, Yang ini ialah perempuan perawan, yang ini sedang hamil dan yang ini sedang menyusui.
Mereka bertiga membenarkan tiruana taksiran Iyas tersebut. Maka Iyas ditanya,"Dari mana engkau bisa tahu tiruana ini?"
Iyas menjawaban, “Sesungguhnya saya melihat mereka dan mereka merasa takut, kemudian masing-masing mereka meletakkan tangannya di atas daerah yang sangat rahasia. Salah satu dari mereka meletakkan tangan di atas kemaluannya, maka saya tahu bahwa ia ialah perawan. Sedangkan yang kedua meletakkan tangan di atas perutnya, maka saya tahu bahwa ia sedang hamil. Dan yang terakhir meletakkan tangan di atas payudaranya, maka saya tahu bahwa ia sedang menyusui."
Semua di atas bukanlah berarti bahwa perempuan janda sangat dicela secara mutlak. Tidak. Bukan hal yang baik pula kita mencela eksistensi perempuan janda hingga berpaling dari mereka. Berapa banyak perempuan janda yang ternyata lebih baik ketimbang perempuan yang masih perawan. Sebaik-baik pola perempuan janda ialah isteri-isteri Rasululah SAW. ummul mukminin, kecuali Aisyah ra. Allah SWT sudah berfirman:
“Jika Nabi menceraikan engkau, boleh jadi Tuhannya akan memdiberi ganti kepadanya dengan isteri – isteri yang lebih baik dari pada engkau, yang patuh, yang diberiman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.” (Q.S.At Tahrirm:5)
Dalam ayat ini perempuan janda di utamakan dari perempuan perawan.
Ungkapan wacana kebanggaan kepada perempuan janda adalah: Hewan tunggangan yang tidak ternilai harganya, bicaranya lancar, produk yang terdidik, kecerdasan yang teruji, pengendara yang lihai, simpulnya orang yang berkhithbah, karakternya lembut, akalnya cerdas.
Tidak guah bila kita memuji seorang perempuan janda, tapi yang guah ialah bila sebagian orang-orang pesan tersirat justru mengutamakan perempuan janda daripada perempuan perawan. Bahkan mereka mencela perempuan perawan, tapi ini bukan berarti mutlak.
Dalih mereka mencela perempuan perawan adalah: Mahar yang besar, binatang tunggangan yang lamban ta'atnya. benteng yang sukar terbuka, biayanya besar, bicaranya membual, tangannya tidak lihai. Karakternya kasar, malamnya petang, olahraganya kurang semangat pengalamannya kurang, mengakhirkan urasan rumah tangga, menghilangkan kasih akung.
Kemudian perempuan perawanlah yang mengatakan: Aku sedang berpakaian, sedang duduk dan sedang mencari seseorang yang dibebaskan dan ditahan.
Umar RA. mengungkapkan,"Seorang perawan bagaikan cryopsis (buah kering yang tidak terbuka dan spesialuntuk mempunyai satu biji) digerinda kemudian diremas kemudian dibentuk roti dan kemudian dimakan, adapun seorang janda ialah seorang penunggang lihai yang berjalan dan dikendarai." Ungkapan ini mengindikasikan gampangnya urusan perempuan janda, sedangkan perempuan perawan membutuhkan biaya yang besar untuk berkeluargainya.
Bagaimanapun juga bila ada kepentingan untuk berkeluarga dengan seorang janda maka tidak jadi masalah. Sebaik-baik pola kepentingan ialah pernikahan Rasul dengan janda demi mashlahat Islam dan dakwah, yaitu melalui jalur kabilah-kabilah mereka dan sanak kerabatnya. Betapa agung pandangan ia dan betapa cemerlang akalnya.
Rasululullah SAW sudah mendoakan keberkahan bagi Jabir lantaran sudah berkeluarga dengan seorang janda setelah ia mengetahui bahwa pernikahan Jabir ialah dengan niat mengayomi sembilan saudara perempuannya. Jabir berkata, Ayahku sudah wafat dan meninggalkan sembilan anak perempuan, maka kemudian saya berkeluargai seorang perempuan janda. Lalu Rasulullah SAW bertanya kepadaku, Kamu sudah berkeluarga, wahai Jabir? Aku menjawaban, Ya. Kasul SAW bertanya lagi, Wanita perawan atau janda ? Aku menjawaban, Ia seorang perempuan janda. Rasul SAW berkata, Kenapa engkau tidak berkeluargai perempuan perawan? Kamu bisa memainkannya dan dia bisa memainkanmu, engkau bisa mentertawakannya dan sebaliknya. Lalu saya menjawaban, Sesungguhnya Abdullah sudah wafat dan meninggalkan banyak anak perempuan. Dan saya sangat kecewa bila saya hadir, mereka tidak ada yang mengurusinya. Karena itulah saya berkeluarga dengan seorang perempuan janda biar bisa sekalian mengurusi mereka. Rasulullah SAW berkata. Semoga Allah mempersembahkan keberkahan kepadamu. (H.R. Bukhari)
c. Terpelajar, cerdas dan mempunyai nalar yang cemerlang
melaluiataubersamaini ini diperlukan tujuan nikah bisa terwujud. Di antaranya ada kerjasama suami-isteri dalam tiruana bentuk permasalahan dan biar megampangkan keduanya saling memahami. Berapa banyak pernikahan yang berakhir dengan kegagalan spesialuntuk lantaran tidak adanya saling pengertian antara mereka. Disebutkan dalam satu ungkapan bahwa "Orang terbelakang ialah musuh bagi dirinya sendiri."
d. Tidak tidak sama jauh usianya
Dimasukankan biar seorang laki-laki tidak berkeluarga dengan perempuan yang tidak sama jauh usianya. Misalnya laki-laki yang sudah berusia di atas 50 tahun berkeluarga dengan perempuan yang usianya masih 15 tahun. Terkadang mengakibatkan pengaruh negatif, khususnya pada masa sekarang yang pengetahuan agamanya sangat minim.
Ibnu al-Jauzi berkata: Sebodoh-bodohnya orang ialah seorang laki-laki bau tanah yang mencari perempuan yang masih kecil (yang usianya masih relatif muda). Bagi usia mempunyai haknya. Sesungguhnya kesempurnaan mut'ah (berhubungan intim) ialah pada masa usia yang matang (baligh). Maka kalau belum hingga baligh, pasti mut'ahnya belum sempurna. Bila sudah hingga baligh maka ia menghendaki bekerjasama intim lebih banyak, sementara lelaki bau tanah sudah tidak bisa melayaninya. Lalu bila ia spesialuntuk membendung keinginannya, maka kehancuran akan hadir dengan cepat.
Hendaknya seorang laki-laki tidak membohongi hawa nafsunya untuk berjima' (bersetubuh). Seandainya lelaki bau tanah menghendaki istimta' (bersenang-senang) dengan tanpa bersetubuh sementara ia (isteri yang masih muda usianya) menolak maka kondisinya akan mirip musuh antara mereka. Dalam hal ini kemungkinan justru hawa nafsu yang akan menaklukkan tiruananya dan akan meledak.
Seandainya suami bisa menyibukkan isteri dengan kehamilan atau anak, pasti isteri akan terhalangi untuk berbuat negatif (yaitu menghalanginya untuk meminta cerai lantaran ia sudah hamil atau melahirkan anak yang bertanda sebagai kerelaannya). Dan selama masa sibuknya, kekuatan suami menjadi stabil dan bila ia bersetubuh maka harus sabar diberinzal (mengeluarkan air mani di luar rahim isteri) sebagai penjaga kekuatan suami dan memenuhi hak isteri. Allah SWT sudah berfirman:
"Dan para perempuan mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya berdasarkan cara yang ma'ruf." (Q.S.Al Baqarah: 228)
Ada yang menyampaikan bahwa pandangan isteri yang masih muda terhadap suaminya yang sudah bau tanah ialah sebagai musuh yang diperlukan kemusnahannya. melaluiataubersamaini kata lain, pengabdian yang diajarkan oleh sang suami kepada isterinya itu ialah untuk laki-laki lain.
Keterangan yang sudah disebutkan di atas ialah langkah prefentif orang yang cendekia untuk menghindari beberapa musibah.
Jika ditanya: Sesungguhnya Rasulullah berkeluargai Aisyah, ummul mukminin, usianya dikala itu gres 6 tahun, dan membina rumah tangga dikala berusia 9 tahun, sedangkan Rasul pada waktu itu berusia 35 tahun. Maka kita menjawaban: Kondisi mirip ini sudah keluar dari kaidah (peraturan) dengan dilandasi beberapa sebab, di antaranya:
Pertama, huruf Rasul SAW tidak bisa disamakan dengan siapapun juga. Oleh lantaran itu 'Aisyah sangat berbahagia dengan pernikahan tersebut, bahkan sebelumnya ia sudah berkhiyar (memilih) dan kesudahannya ia menentukan Rasulullah SAW.
Kedua, bersama-sama tujuan Rasul SAW berkeluargai 'Aisyah ialah untuk mempererat kekerabatan ia dengan Abu Bakar.
Ketiga, kuatnya agama dan ke-iffah-an Aisyah, maka dengan pernikahan ini tidak mungkin akan terjadi sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT.
Mengenai sifat terpuji, mirip yang dikatakan Sha'sha'ah kepada Mu'awiyah ketika ditanya, "Wanita yang bagaimana yang engkau sukai?" Ia berkata,"Wanita yang ta'at pada sesuatu yang engkau senangi." Lalu ditanya lagi," Dan perempuan yang bagaimana yang engkau benci?" Ia berkata, "Wanita yang menjauhi sesuatu yang engkau ridhai."
Seorang Arab ditanya wacana wanita, dan ia berkata: Sebaik-baiknya perempuan ialah yang paling tinggi bila berdiri, paling mulia bila sedang duduk, paling benar bila berbicara, yang bila ia murka maka meminta maaf, ketika tertawa ia tersenyum, bila berbuat sesuatu ia bijaksana, yang menta'ati suami dan menjaga rumahnya, mulia di sekelilingnya, rendah di matanya, yang penuh dengan kasih akung, yang melahirkan dan tiruana urusannya terpuji.
Dikisahkan, bahwa Ajfaa' binti Alqamah al-Sa'di dan tiga perempuan lain dari kaumnya keluar memenuhi janji yang sudah ditentukan oleh mereka. Di sebuah taman mereka bercengkrama-bincang di bawah kebenderangan cahaya bulan. Mereka berbicara wacana perempuan yang paling utama. Salah satu dari mereka berkata, "Yaitu yang pemaaf, penuh kasih akung dan yang bisa melahirkan." Yang lainnya berkata, Sebaik-baik perempuan ialah yang bisa menyanyi, indah pujiannya dan sangat pemalu." Lalu perempuan yang ketiga berkata, "Sebaik-baik perempuan ialah yang taat, bisa melahirkan dan yang tidak pemarah." Sedangkan perempuan yang terakhir menjawaban, "Sebaik - baik perempuan ialah yang sudah disebutkan tiruananya tadi."
Sifat-sifat baik perempuan yang disebutkan oleh Allah SWT adalah: "Jika Nabi menceraikan engkau, boleh jadi Tuhannya akan memdiberi ganti kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik dari pada engkau, yang patuh, yang diberiman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadah, yang puasa, yang janda dan yang perawan." (Q.S.At Tahriim:5)
Firman Allah SWT juga: "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta'atannya, laki-laki dan perempuan benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah sudah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (Q.S.Al Ahzab:35)
'Aisyah r.a., ummul mukminin, ketika ditanya wacana perempuan bagaimana yang lebih utama, ia menjawaban, "Yaitu perempuan yang tidak pernah berkata yang buruk, tidak mempersembahkan jalan bagi makarnya lelaki, hatinya kosong dari perhiasan kecuali spesialuntuk untuk suami dan untuk menjaga keabadian keluarga."
Ada sebuah keterangan yang membicarakan wacana "memilih calon isteri" :
- Jangan tanyakan sekolah daerah perempuan mencar ilmu sebelum engkau bertanya rumah daerah ia dididik.
- Menikahlah dengan seorang anak dari ibu yang shalehah.
- Nikah ialah komplotan hidup, maka pilihlah pasangan yang memahamimu dalam hal minum, huruf dan moral. Apabila sifat-sifat yang baik sudah terpenuhi tiruana atau sebagian saja dalam diri "wanita masa kini" maka genggam erat-erat perempuan itu, lantaran ia ialah cahaya di atas cahaya.
Sebaik-baik perempuan yang mempunyai sifat tersebut ialah isteri-isteri Rasulullah SAW, ummul mukminin. Sudah pasti mereka ialah isteri-isteri yang ideal.
Tag :
Ilmu Pernikahan
0 Komentar untuk "Memilih Istri/Jodoh Terbaik Panduan Alquran-Hadits"