“Boleh jadi Allah swt memaparkan kepadamu wacana alam mistik dan alam malakut. Allah swt pun menutup untukmu, beberapa diam-diam para hamba."
رُبَّمََا اَطْلَعَكَ عَلَى غَيْبِ مَلَكُوْتِهِ وَ حَجَبَ عَنْكَ الإِسْتِشْرَافَ عَلَى اَسْرَارِ الْعِبَادِ٠
Sifat Al Latif Allah swt, tidak memperkenankan hamba-hamba-Nya mengetahui diam-diam yang bekerjasama dengan makhluk Allah. Sebab soal insan dan makhluk Allah lainnya yakni soal Allah yang tidak seorang pun mengetahuinya. Allah swt jualah yang mengatur hamba- hamba termasuk Wali Allah itu sendiri. Allah sendiri yang mengetahui diam-diam insan dan alam semesta. Apabila Allah swt membuka diam-diam alam semesta ini kepada Wali-wali-Nya, pasti rusaklah tatanan alam nista ini, sebab ikut campurnya manusia. Bagaimanapun dekatnya Waliyullah itu dengan Allah swt. ia tidak mengetahui tiruana diam-diam Allah yang sedang dan akan berjalan di alam raya ini.
Walaupun Waliyullah itu dibukakan oleh Allah beberapa alam gaib, menyerupai alam malakut (alam kegaiban di langit), akan tetapi bersamaan dengan itu Allah swt menutup bagi Waliyullah itu alam lain, terutama kerahasiaan hamba-hamba Allah.
Selain itu kemahabemasukan Allah swt dan keagungan membedakan-Nya dengan makhluk ciptaan-Nya termasuk para Nabi dan Rasul. Demikian juga dengan segala ciptaan Allah, tiruananya terdapat diam-diam Allah. Manusia yang sangat terbatas kemampuan jasmani dan ruhaninya. Apabila Allah membuka tiruana diam-diam ciptaan-Nya, maka rusaklah insan itu serta makhluk lainnya.
Sahal bin Abdullah saat ditanya oleh seorang anakdidiknya wacana mengetahui seseorang sebagai Wali. Ia menjawaban, "Sesungguhnya Allah tidak memperkenalkan mereka itu kecuali kepada para hamba yang sama dengan mereka, atau kepada hamba yang bisa memperoleh manfaat dari mereka dalam relasi taqarrub kepada Allah swt. Sebab, jikalau Allah memaparkan seluruh diam-diam kewalian hamba-hamba-Nya tanpa batas, maka dikuatirkan insan akan menimbulkan para Waliyullah itu sebagai ikutan di samping Allah. Hal ini sangat membahayakan ketauhidan.
Kelemahan insan dan kecerobohan makhluk itulah yang menimbulkan Allah tidak memperkenalkan kerahasiaan wacana para Waliyullah itu. Allah swt pun menutup penglihatan insan dengan hijab basyariyah mereka, semoga mereka tidak melampaui batas dan melanggar hak-hak Allah, dan berlebih-lebihan dalam hak - hak makhluk. Karena Allah swt dengan-kesempurnaan sifat-Nya tetap memelihara hamba-hamba semoga tidak tergelincir kepada perbuatan yang| membawa mereka ke lembah kesesatan dan kemusyrikan. Karena sudah dijelaskan sebelum ini, dalam surat Al Baqarah ayat 257, bahu-membahu Allah swt. itu pengayom (wali) bagi orang mukmin. Demikian juga dalam surat Ali Imran ayat 68, Allah swt berfirman: "Allah swt yakni Pelindung (wali)nya orang-orang diberiman."
Diterangkan pula oleh Abu Talib Al Makky dalam beberapa karyanya, bahwa Allah swt menutup pandangan para hamba dalam kerahasian-Nya sebagai karunia Allah sendiri, sebagai epilog di antara sesama hamba Allah. Tujuannya menyerupai yang dipahami oleh sebagian Ulama dan para Salihin, mereka sendiri ditutup pandangan dari rahasia-rahasia yang dikehendaki Allah. Sebab, andaikata mereka mengetahui diam-diam Allah, maka mereka melanggar hak-hak wilayah Allah swt.
Di samping itu para hamba hendaklah yakin bahwa rahasia-rahasia Ulah di alam semesta ini diharapkan oleh mereka. Karena hijab Allah itu lebih baik bagi mereka, sebab mereka harus husnuzzan (berprasangka baik) atas tiruana ciptaan Allah swt.
Percaya bahwa Waliyullah itu ada, dibenarkan oleh Islam. Karena mereka itu yakni insan istimewa yang sangat bersahabat dengan-Nya, serta menerima pertolongan dari Allah swt. Kehormatan dan kemuliaan Waliyullah hendaklah dijaga dan tidak mengada-adakan hal-hal yang melanggar hak-hak Allah sendiri yang membawa kepada kemusyrikan. Dalam hadis Qudsi diterangkan, "Orang yang mengotori kewalian dari wali - wali Allah, maka sama menyerupai ia sudah memaklumkan perang dengan Allah."
Wali Allah itu yakni insan suci. Oleh sebab itu kesucian wali wali Allah tidakboleh dikotori oleh hal-hal dan tidak pantas, apalagi menyamakan mereka dengan Allah swt dalam kemampuan dan sifat- sifat Nya.
0 Komentar untuk "Alam Mistik Dan Alam Malakut"