Penyakit Jiwa Merasa Berdosa Alasannya Ialah Onani

Di sini, para andal ilmu kedokteran jiwa mengulas bahwa orang yang melaksanakan kebiasaan onani atau masturbasi itu akan selalu merasa berdosa dan merasa bersalah. Akibatnya ia akan merasa cemas lantaran melanggar larangan agama. Oleh lantaran itu, tiruana tanda-tanda fisik itu akan kembali kepada dasar-dasar kejiwaan.

Dr. Ahmad 'Ukasyah, di dalam kitabnya yang berjudul "Ath- Thibun-Nafsil Mu'ashir" berkata:

"Kebanyakan para cowok dan pemudi yang bersedih lantaran mengalami penyakit kejiwaan yaitu lantaran ia mengalami pertarungan jiwa antara kesenangan melaksanakan onani atau masturbasi dengan perasaan berdosa, perasaan gelisah, perasaan menyalahi pedoman agama dan menyalahi nasehat para penlampaunya. Pada umumnya, gejala-gejala yang muncul yaitu adanya kelelahan jiwa, kecemasan, susah berserius, pusing, sakit batin, dan linglung akhir dari pertarungan jiwa. Adapun akibat dari onani dan masturbasi bukanlah menyerupai yang terdapat dalam pikiran kebanyakan orang."

Dan kami setuju dengan sebagian pendapat yang dikatakan oleh Dr.’Ukasyah. Akan tetapi, sebagian tanda-tanda sakit fisik juga timbul akhir seringnya melaksanakan onani atau masturbsi secara berlebihan dan terjerumusnya sebagian rnereka menjadi korban kebiasaan itu. Di dalam pembahasan para dokter yang mempunyai perhatian kepada mereka sudah menetapkan bahwa ketagihan melaksanakan kebiasaan terkadang menjadikan terjadinya kelelahan jiwa, merusak sel-sel saraf, melemahkan kelenjar keturunan. Selain itu, ia tidak akan merasa puas dengan melaksanakan korelasi seksual secara alamiah, sibagaimana yang sudah kami terangkan sebelumnya.

Dalam waktu yang bersamaan saat kami menyampaikan hal itu, sebetulnya kami tidak menyampaikan bahwa onani atau masturbasi menjadikan munculnya penyakit gila, penyakit TBC, kelumpuhan. Dan terkadang juga bisa menjadikan kepada bunuh diri dan lain sebagainya sebagaimana tercatat dalam dafar macam-macam penyakit yang dikatakan oleh sebagian dokter terlampau yang belum melaksanakan penelitian secara mutlak di dalam duduk masalah ini. Dan kami juga tidak beropini secara mutlak bahwa ancaman kebiasaan melaksanakan onani dan masturbasi ini bukanlah bahaya-bahaya yang hadirnya diakibatkan oleh pandangan gres atau khayalan-khayalan sebagaimana dikatakan oleh para pakar yang lain. 

Kedua pendapat itu enggan untuk mencari kebenaran secara ilmiah.

Sebaiknya, kepada tiruana orang yang mempunyai perhatian dalam mengarahkan para cowok supaya mau memmenolong mereka untuk mengalahkan nafsu syahwat mereka yang berbahaya di dalam masa-masa susah kehidupan mereka. Sebagai ganti dari tiruana itu, kita harus mengajarkan dan menganjurkan kepada mereka bagaimana mengendalikan kemampuan seksualitas yang terpendam dalam membina kehidupan mereka, sehingga mereka percaya dengan masa depan mereka, yaitu masa depan di dalam masa yang ia tidak tahu kecuali dengan kecakapan dan keahlian. Selain itu juga mengajarkan kepada mereka bahwa masa muda di dalam umur insan itu yaitu satu-satunya masa bagi cowok untuk merealisasikan cita-citanya. Dan pada masa itu, ia tidak sanggup merealisasikan cita-citanya kecuali dengan keinginan yang berpengaruh dan tekad yang bundar serta dengan mengendalikan dirinya sendiri kemungkinan-kemungkinan yang jelek secara keseluruhan di dalam jalan merealisasikan impian-impian ini.

Dan kami akan mengulangi sekali lagi pertarungan jiwa yang timbul akhir dari melaksanakan kebiasaan onani atau masturbasi untuk melihat bagaimana Islam mengatasi hal itu?

Sesungguhnya Islam tidak mengharuskan insan menganggap bahwa dirinya yaitu malaikat yang mulia. Akan tetapi Islam spesialuntuk memperlakukannya sebagai insan yang didiberi nafsu syahwat dan insting. Dari sanalah Islam tidak menetapkan kepadanya untuk menghilangkan dan memmembuang rahmat Allah lantaran alasannya yaitu kesalahan atau dosa yang dilakukan.

melaluiataubersamaini demikian, perasaan bersalah dan perasaan penyesalan diri akan hilang secara tepat saat cowok itu mengarahkan hatinya kepada Tuhannya untuk meninggalkan kesalahan dan penyesalan atas apa yang sudah dilakukan pada masa kemudian tanpa mengulangi lagi.

Hal itu sudah diterangkan di dalam hadits shahih:

"Sesungguhnya Allah Subhaanabu wa Ta'aala membentangkan tangan-Nya sepanjang malam untuk menerima taubat orang yang berbuat dosa pada sore hari. Dan Dia membentangkan tangan-Nya sepanjang hari untuk mendapatkan taubat orang yang berbuat dosa pada malam hari hingga matahari terbit dari Barat." (Diriwayatkan oleh Muslim)

Allah Subhaanabu wa Ta'aala berfirman, 

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. "(Qs. An-Nisaa' (4): 48)

Firman Allah Subhaanabu wa Ta'aala, 

"Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, tidakbolehlah engkau berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa tiruananya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. " (Qs. Az-Zumar (39): 53)

Hendaknya para cowok muslim tidak berputus asa dari ruh Allah, dan tidakbolehlah merasa berdosa dalam hatinya secara berlebihan. Akan letapi, merasa berdosalah apabila dosanya sudah bertumpuk-tumpuk di sisi rahmat Allah dan ampunan-Nya. Bagaimana hal itu bisa terjadi sedangkan Dia yaitu yang menyeru kalian dengan panggilan yang suci dan agung:

"Wahai para cowok yang meninggalkan nafsu syahwatnya karena-Ku. Kalian di sisi-Ku menyerupai sebagian malaikat-Ku." (Hadits riwayat Ahmad)

Apakah setelah bertaubat ia masih merasa bersalah, atau ia merasa berdosa setelah Allah kembali kepadanya, menghapus dosa-dosanya dan melupakan dosa-dosa yang sudah dilakukan oleh anggota tubuhnya serta melupakan tetapnya bumi terhadap apa yang sudah dikerjakan hingga hadir hari kiamat dan ia tidak ada saksi atas kesalahannya?

Jawabnya akan ditemukan oleh cowok yang kembali kepada Tuhannya, jiwa dan hatinya yang damai dan badan yang bersemangat. Insyaa Allah.
Tag : Ilmu Akhlak
0 Komentar untuk "Penyakit Jiwa Merasa Berdosa Alasannya Ialah Onani"

Back To Top