“Siapa yang mengenal Allah niscaya menyaksikan-Nya pada tiruana ciptaan-Nya, dan siapa yang mencintai Allah, tidak mingutamakan apapun selain Allah."
مَنْ عَرَفَ الْحَقَّ شَهِدَهُ فِى شَىْءٍ وَمَنْ اَحَبَّهُ لَمْ يُؤْثِرْ عَلَيْهِ شَيْئًا٠
Yang dimaksud mengenal Allah, tidak lain mengingat dan melakukan kewajiban yang diperintahkan Allah swt. Siapa yang menjalankan perintah dan meninggalkan larangan, berarti ia sudah mendekati Allah (taqarrub kepada Allah). Siapa yang taqarrub dengan Allah berarti ia sudah mengenal Allah. Dan siapa yang sudah mengenal Allah, maka sesungguhnya ia sudah menyaksikan kebemasukan Allah dengan mata batin dan mata lahirnya. Ia sudah menyaksikan tiruana ciptaan Allah yang cosmis maupun yang cosmos. Mengenal Allah melalui ciptaan-Nya, serta memikirkan bencana langit dan bumi serta benda-benda alam yang terdapat di dalamnya. Mengenal diri sendiri sebagai ciptaan Allah yang sangat unik.
Sedangkan orang yang tidak mengenal Allah (fana), tentu ia tidak mengenal segala sesuatu yang berkaitan dengan wujud Allah, berarti ia tidak mengenal maujud (ciptaan) Allah. Ia tidak mendapat petunjuk untuk mengenal Allah secara lahir maupun secara tibatin. Ia tidak. mengenal Allah dengan sesungguhnya, tertutup (gaib) lantaran ia tidak mempergunakan anugerah Allah yang ada padanya, menyerupai hati yang akan menyebabkan perasaan halus dan menumbuhkan iman. Akal pikiran yang akan mempertimbangkan dan menganalisa, tiruana yang sanggup dilihat oleh mata. Penglihatan yang bersumber pada mata seharusnya bisa mengenal alam semesta dengan segala ciptaan Nya. Proses alam semesta yang sanggup memdiberi bukti adanya Allah swt. sebagai Pencipta seharusnya akan membangkitkan perasaan kepercayaan dengan pertimbangan logika melalui alasannya ialah dan jawaban dari ciptaan alam semesta. Pergantian malam dan siang, pergantian musim, angin yang berhembus hujan yang turun, kobaran api yang membakar, air bah dan arus gelombang samudera, dan berbagai proses alam yang bisa mengatakan adanya Allah Ciptaan Allah di alam semesta ini tidak menutup mata hati dan mata kepala hamba Allah, apabila dipergunakan untuk mengenal-Nya.
Manusia yang sudah mengenal Allah dari ciptaan-Nya di alam semesta ini, akan terus mendekatkan dirinya kepada Allah menempatkan Allah dan sebagai satu-satunya sesembahan. Ia sangat yakin sesungguhnya anugerah dan nikmat yang sudah diterima dan dinikmatinya ialah pemdiberian Allah yang sangat banyak dan besar. melaluiataubersamaini karunia Allah yang besar itu ia melangkah dalam kehidupan dunia ini, sanggup melakukan tugas-tugas hidup, mendapat makanan, minimam, pakaian, kawasan tinggal di bawah kolong langit ini ialah lantaran kasih akung Allah dan pemdiberian yang besar dan banyak itu. Ia merenungi pemdiberian Allah, kemudian tumbuh rasa cinta yang mendekatkan dirinya kepada-Nya.
Hamba yang sudah hingga makrifatnya ke tingkat mahabbah (kecintaan dari orang yang mencintai), maka segala sesuatu yang dimilkinya, atau diakunginya tidak ada yang melebihi cintanya kepada Allah. Segala sesuatu yang menempel pada dirinya, bukan penghalang baginya untuk melakukan ibadah, berhadapan dengan Allah yang dicintainya.
Kalimat dari ayat Al-Qur'an yang selalu dibaca dalam doa iftitah mengatakan bahwa segala yang menempel pada insan dalam hidupnya spesialuntuklah dipersembahkan kepada Allah Pencipta alam semesta.
INNAS SALATI WANUSUKI WA MAHYAYA WA MAMATI LILLAHI RABBIL ALAMIN (Sesungguhya salat, ibadah, hidup, dan matiku, ialah untuk Allah, Tuhan Pemelihara alam semesta).
Mencintai Allah swt dan Rasulullah Muhammad saw tidak spesialuntuk mengetahui adanya agama Islam sebagai wahyu Allah kepada Nabi Muhammad saw saja, atau spesialuntuk sekadar mempelajari agama Islam dan mehaminya secara ilmiah saja. Teknik ini ialah sebagian saja dari cara menyayangi Allah dan Rasul-Nya.
Agama Islam dan seluruh ajarannya ialah kalamullah (kalimat Allah) yang dijadikan pedoman hidup umat manusia. Seluruhnya ialah wahyu suci untuk keselamatan dan kesejahteraan insan dan dunia. Kalam Allah ini barulah berarti dan berfungsi bagi insan apabila menjadi satu dalam kehidupan lahir dan batin manusia, sudah tentu caranya ialah dengan mengamalkannya secara utuh dan membersihkan. Dijadikan pakaian dan hiasan hidup sehari-hari, maupun dalam perilaku dan tingkah laris hidup.
Allah swt. mengingatkan kita dalam Al Qur'an bagaimana seharusnya menyayangi Allah dan Rasul-Nya, "Jika benar-benar engkau menyayangi Allah, ikutilah sunnahku, tentu Allah pun akan mencintaimu, dan mengampuni kesalahanmu, lantaran Allah swt Maha Pemdiberi ampunan dan Maha Mengasihi. "Katakanlah, taatilah Allah dan Rasul, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang ingkar." (Ali Imran: 31-32)
Tag :
Ilmu Ma'rifatullah
0 Komentar untuk "Mengenal Alllah Dan Menyayangi Allah"