Tentang keteladanan ibadah, Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Al-Mughirah bin Syu'bah ra., bahwa Rasulullah saw. selalu berdiri malam (shalat tahajjud) sehingga infeksi kedua telapak kakinya. Ketika dikatakan kepadanya:
اََلَيْسَ قَدْ غَفََرَ اﷲُ لَكَ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَاتَأَخَّر؟ قَالَ أَفَلاَ أَكُوْْنُ عَبْدًا شََكُوْرًا؟
“Bukankah Allah sudah mengampuni dosa-dosa engkau yang terlampau dan yang akan hadir?” Rasulullah saw. bersabda, “Apakah tak patut saya jadi seorang hamba yang bersyukur” Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Alqamah:
سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اﷲُ عَنْهَا ׃ أَكَانَ رَسُوْلُ اﷲِ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخُصُّ شَيْئًا مِنَ الأَيَّامِ يَقْصُدُ الزِّيَادَةَ فِى الْعِبَادَةِ قَالَتْ ׃ لاَ، كَانَ عَمَلُه دِيْمَةً أَيْ دَائِمًا مُسْتَمِرًا وَأَيُّكُمْ يَطِيْقُ مَاكَانَ رَسُوْلُ اﷲِ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَطِيْقُ
“Aku bertanya kepada 'Aisyah ra., 'Apakah Rasulullah saw. mengkhususkan hari (dimaksudkan untuk menambah ibadah)?''Aisyah menjawaban, Tidak. Pekerjaan dia ialah terus me¬nerus. Apa yang dikerjakan Rasulullah saw. juga sanggup kalian kerjakan”.
Demikianlah, hati Rasulullah saw. sudah bertaut dengan Allah. melaluiataubersamaini penuh kerinduan, dia diberibadah dan bermunajat, berdiri malam untuk shalat tahajjud, dan sebagian siangnya dia pergunakan untuk terus mendekatkan diri. Beliau mendapat kelezatan dan shalat, mendapat ketenangan dalam ibadah. Beliau melarang para sobat dekatnya untuk menirunya dalam batas di atas kemampuan mereka.
'Aisyah berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اﷲِ صَلَّى اﷲُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدََعُ الْعََمَلَ وَهُوَ يُحِبُّ أَنْ يَعْمَلَ بِهِ ، خَشْْيَةَ أَنْ يَعْمَلَ النَّاسُ بِهِ فَيُفْرَضَ عَلَيْهِمْ
"Rasulullah saw. meninggalkan pekerjaan yang ia senangi untuk mengerjakannya, alasannya ialah takut atau khawptir orang-orang akan mengerjakannya sehingga menjadi kewajiban atas mereka".
Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. puasa terus menerus siang dan malam, dua atau tiga hari berturut-turut, yang dia lakukan pada simpulan bulan Ramadhan. Maka orang-orang pun mengikutinya, sehingga Rasulullah saw. mendengar. Maka dia bersabda:
لَوْمُدَّلَنَا الشَّهْرُ لَوَاصَلْنَا وِصَالاً يَدَعُ لَهُ الْمُتَعَمِّقُوْنَ أَيِ الْمُبَالِغُوْنَ تَعَمُّقَهُمْ ، إِنِّيْ لَسْتُ مِثْلَكُمْ ، إِنِّيْ أَظَلُّ يَطْعِمُنِيْ رَبِّى وَيَسْقِيْنِيْ أَيْ يُعِيْنُنِيْ وَيَقْوِيْنِيْ٠
"Jika bulan ini diperpanjang, pasti kita akan puasa terus menerus, memdiberi peluang bagi orang-orang berlebihan. Sesungguhnya saya tidak menyerupai kalian. Aku (meskipun terus-menerus puasa) Tuhanku sudah memdiberi makan dan minum, yaitu memmenolong dan menguatkanku".
Bagaimana Rasulullah saw. tidak menjadi contoh yang tinggi dalam ibadah, sedang dia ialah pelaksana setiap perintah Allah, dari tahajjud, ibadah, tasbih, dzikir dan berdoa.
Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit, atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan ke¬padamu perkataan yang berat. Sesungguhnya berdiri di waktu malam ialah lebih sempurna (untuk khusyu') dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (Q.S. 73:1-6)
Dan pada sebagian malam hari shalat tahajjudlah engkau sebagai suatu ibadah aksesori bagimu; gampang-gampangan Tuhanmu mengangkat engkau ke kawasan yang terpuji. (Q.S. 17:79)
Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian hari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bab yang panjang di malam hari. (Q.S. 76:25-26)
Tag :
Warisan Rasulullah
0 Komentar untuk "Keteladanan Ibadah Nabi Muhammad"